KAWALIAN DI TATAR SUNDA

Buat Muslim

أسلم تسلم

Buat Non Muslim

السلام على من اتبع الهدى

Minggu, 12 Juni 2016

Mempelajari Ilmu Falak

Tujuan  Mempelajari Ilmu Falak Dan Cara Mendalaminya Menurut Petunjuk Al-Sunah
A.  PENDAHULUAN
Sebagai sumber ajaran Islam kedua sesudah al-Qur'an, hadits mempunyai peranan penting dalam mengembangkan kandungan ajaran Islam, baik yang telah ditetapkan dalam al-Qur'an maupun yang belum. Dari segi dilalah-nya Al Qur’an sama dengan hadits, masing-masing ada yang qith’i al dilalah dan ada yang zhanni al dilalah. Hanya saja Al Qur’an bersifat global, sedangka hadits bersifat terperinci. Salah satu fungsi hadits Nabi terhadap Al Qur’an adalah sebagai bayan at tafsir (keterangan penafsiran).atau bayan al tafsir (Keterangan penjelasan). Meskipun hadits nabi sebagai penafsir atau penjelas terhadap Al Qur’an, teapi tidak berarti bahwa hadits nabi seluruhnya adalah qath’i al dilalah. Kata atau kalimat yang digunkan dalam matan hadits, atara lain ada yang mujmal(gobal), musykil, khafi(implist), dan mutasyabih(samar-samar)[1].
Kehidupan adalah “universitas pengalaman” yang mersti dihadapi dengan berpegang pada prinsip-prinsip agama, guna mewujudkan kemaslahatan bagi semua makhluk. Untuk maksud itu Allah Swt telah menegaskan ajaran prinsip dalam Al Qur’an dan Rasul saw menjelaskan detail ajaran dalam hadits[2],  dan banyak ilmu-ilmu lain yang lahir dari petunjuk-petunjuk Al-Qur’an dan diperjelas dengan hadits, diantaranya adalah Ilmu Falak.
Secara umum Ilmu Falak, bisa disamakan dengan Astronomi, yaitu ilmu yang mempelajari perbintangan[3], tetapi sebenarnya ilmu falak adalah sebuah ilmu yang mempelajari peredaran benda-benda langit, khususnya bumi, bulan dan matahari. Peredaran benda-benda langit tersebut digunakan untuk menentukan waktu sholat, arah kiblat, gerhana bulan dan matahari serta penentuan awal bulan bulan hijriyah. Dan sebagai patokan-patokan penetuan waktu ibadah diambil dari Al-Qur’an yang diperjelas dengan hadits
Makalah ini berusaha untuk menjelaskan ilmu falak secara umum, dari penjelasan-penjelasan tersebut akan tergambar secara umum tujuan mempelajari ilmu falak , untuk apa keperluannya, dan bagaimana mempelajarinya.
B.  PEMBAHASAN
1.    Tujuan Mempelajari Ilmu Falak
a.      Pengertian Ilmu Falak
Menurut bahasa, falak artinya orbit atau peredaran/lintasan benda-benda langit, sehingga ilmu falak adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari lintasan benda-benda langit khususnya bumi, bulan dan matahari pada orbitnya masing-masing dengan tujuan untuk diketahui posisi benda langit tersebut antara satu dengan lainnya agar dapat diketahui waktu-waktu di permukaan bumi.[4]
Istilah ilmu falak dapat disejajarkan dengan istila Practical Astronomu (Astronomi Praktis) yang terdapat dalam dunia astronomi. Dinamakan demikian karena hasil perhitungan dari ilmu ini dapat dipraktekan atau dimanfaatkan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dinamakan juga Ilmu Hisab karena kegiatan yang menonjol dari ilmu ini ialah menghitung kedudukan ketiga benda langit di atas.
Adapun Asronomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-benda langit dengan tujuan untuk mengetahuipengaruh benda-benda langit itu terhadap nasib seseorang di muka bumi. Astrologi inilah yang dikenal dengan Ilmu Nujum[5].
b.   Ruang Lingkup Pembahasan
Secara garis besar Ilmu Falak atau Ilmu Hisab dapat dikelompokkan pada dua macam, yaitu ‘ilmiy dan amaly.
Ilmu Falak ‘Ilmiy adalah ilmu yang membahas teori dan konsep benda-benda langit, misalnya dari asal muasal kejadiannya (cosmogony), bentuk dan tata himpunannya (cosmologi), jumlah anggotanya (cosmografi), ukuran dan jaraknya (astrometrik), gerak dan daya tariknya (astromekanik), dan kandungan unsur-unsurnya (astrofisika). Ilmu falak yang demikian ini disebut Theoritical Astronomy.
Sedangkan ilmu falak ‘amaly adalah ilmu yang melakukan perhitungan untuk mengetahui posisi dan kedudukan benda langit antara satu dengan yang lainnya. Ilmu falak ‘amaly ini disebut Practical Astronomy. Ilmu falak ‘amaly inilah yang oleh masyarakat umum dikenal dengan Ilmu Falak atau Ilmu Hisab.
Meskipun objek pembahasan ilmu falak ‘amaly ini mengenai kedudukan benda-benda langit terutama matahari beserta planet-planetnya (sistim tata surya), tetapi pembahasan dan kegiatan dalam ilmu falak hanyalah terbatas pada pembahasan mengenai peredaran bumi, matahari dan bulan saja, karena peredaran ketiga benda langit inilah yang mempunyai sangkut paut dengan pembahasan Ilmu Falak untuk pelaksanaan ibadah.
Bahasan Ilmu Falak yang dipelajari dalam Islam adalah yang ada kaitannya dengan pelaksanaan ibadah, sehingga pada umumnya Ilmu Falak ini mempelajari 4 bidang, yakni [6]:
1.      Arah kiblat dan bayangan arah kiblat
2.      Waktu-waktu sholat
3.      Awal bulan hijriyyah
4.      Gerhana matahari dan bulan.
Ilmu Falak membahas arah kiblat pada dasarnya adalah menghitung besaran sudut yang diapit oleh garis meridian yang melewati suatu tempat yang dihitug arah kiblatnya dengan lingkaran besar yang melewati tempat yang bersangkutan dan ka’bah, serta menghitung jam berapa matahari itu memotong jalur menuju ka’bah.
Sedangkan ilmu falak membahas waktu-waktu sholat padaa dasarnya adalah menghitung tenggang waktu antara ketika matahari berada di titik kulminasi atas dengan waktu ketka matahari berkedudukan pada awal waktu-waktu sholat.
Pembahsan awal bulan dalam ilmu falak adala menghitung waktu terjadinya ijtima’(konjungsi) yakni posisi matahari dan bulan berada pada satu bujur astronomi, serta menghitung posisi bulan ketika matahari terbenam pada hari terjadinya konjungsi itu.
Pembahasan gerhana adalah menghitung waktu terjadinya kontak antara matahari dan bulan, yakni kapan bulan mulai menutupi matahari matahari dan lepas darinya pada gerhana gerhana matahari, serta kapan pula bulan mulai masuk pada umbra bayangan bumi serta keluar darinya pada gerhana bulan.    
c.    Manfa’at Ilmu Falak
Dengan mempelari ilmu falak atau ilmu hisab, kita dapat memastikan ke arah mana kiblat suatu tempat di permukaan bumi. Kita juga dapat memastikan waktu shalat telah tiba atau matahari sudah terbenam untuk berbuka puasa. Dengan ilmu ini pula orang yang melakukan rukyatul hilal dapat mengarahkan pandangannya dengan tepat ke posisi hilal, bahkan kita juga dapat mengetahui akan terjadinya peristiwa gerhana matahari atau gerhana bulan berpuluh bahkan beratus tahun yang akan datang.
Dengan demikian, ilmu falak atau ilmu hisab dapat menumbuhkan keyakinan dalam melakukan ibadah, sehingga ibadahnya lebih khusyu’. Nabi SAW bersabda :  “Sesungguhnya sebaik-baik hamba Allah adalah mereka yang selalu memperhatikan matahari dan bulan untuk mengiungat Allah” (HR. Thabrani)
d.   Hukum Mempelajarai Ilmu Falak
Mengingat betapa besar manfaat ilmu falak sebagaimana diterangkan di atas, lebih-lebih kalau dikaitkan dengan pelaksanaan ibadah, maka mempelajari ilmu falak atau ilmu hisab itu hukumnya wajib, sebagaimana dikatakan oleh Abdullah bin Husain :
 “Mempelajari ilmu falak itu wajib, bahkan diperintahkan untuk mempelajarinya, karena ilmu falak itu mencakup pengetahuan tentang kiblat dan hal-hal yang berhubungan dengan penanggalan, misalnya puasa. Lebih-lebih pada masa sekarang ini, karena ketidaktahuannya para hakim (akan ilmu falak), sikap mempermudah serta kecerobohan mereka, sehingga mereka menerima kesaksian (hilal) seseorang yang mestinya tidak dapat diterima”.
Para ulama, misalnya Ibnu Hajar dan ar-Ramli berkata bahwa bagi orang yang hidup dalam kesendirian, maka mempelajari ilmu falak itu fardlu ‘ain baginya. Sedangkan bagi masyarakat banyak hukumnya fardlu kifayah.
e.    Analisis
Pengetahuan pada hakikatnya adalah merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu, termasuk ke dalamnya adalah  ilmu, jadi ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui oleh manusia disamping sebagai pengetahuan lainnya seperti seni dan agama. Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental yang secara langsung atau tak langsung memperkaya kehidupa kita. Sukar untuk dibayangka bagaimana kehidupan manusia seandainya pengetahuan itu tidak ada, sebab pengetahuan itu merupakan sumber jawaban bagi berbagai pertanyan yang muncul dalam kehidupan.
Tiap jenis pengetahuan pada dasarnya menjawab jenis pertayaan tertentu yang diajukan. Oleh sebab itu agar kita dapat memanfaatkan segenap pengetahuan kita secara maksimal maka harus kita ketahui jawaban apa saja yang mungkin bisa diberikan oleh suatu pengetahuan tertentu. Atau dengan kata lain, perlu kita ketahui pada pengetahuan mana suatu pertanyaan tertentu harus kita ajukan.
Secara ontologis ilmu membatasi diri pada pengkajian objek yag berada pada lingkup pengalama manusia, sedangkan agama memasuki pula pada daerah penjajahan yang bersifat transendental yang berada diluar pengalaman kita.
Bagaimana cara kita menyusun pengetahuan yang benar, masalah inilah yang dalam filsafati disebut sebagai epistemologi, dan landasan epistemologi ilmu disebut metoda ilmiah. Dengan kata lain metoda ilmia adalah cara yang dilakukan ilmu dalam menyusun penetahuan yang benar. Setiap jenis pengetahuan mempunyai ciri-ciri yang spesifik mengenai apa (ontologi), bagimana (epistemologi) dan untuk apa(aksiologi) pengetahuan tersebut disusun. Ketiga landasan itu saling berkaitan.
Metode Ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut dengan ilmu. Jadi ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah. Tidak semua pengetahuan bisa disebut ilmu, sebab ilmu merupakan cara medapatkanya harus memenuhi syarat-syara tertentu. Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu pengetahuan bisa disebut degan ilmu, tercantum dalam apa yang dinamakan dengan metoda ilmiah. Metoda menurut Senn, merupakan suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu, yang mempunyai langkah-langkah yang sistematis.[7]  Metodologi merupakan suatu pengkajian dalam memepelajari peraturan-peraturan yang terdapat dalam metode tersebut. Jadi metodologi ilmiah merupakan pengkajian dari peraturan-peraturan yang terdapat dalam metose ilmiah. Metode ini secara falsafati termasuk dalam apa yang dinamakan epistemologi. Epistemologi merupakan suatu pembahasan mengenai bagaimana kita mendapatkan pengetahuan : apakah sumber-sumber pengetahuan ? apakah hakikat, jangkauan dan ruang ingkup pengetahuan? Apakah manusia dimungkinkan untuk medapatkan pengetahuan? Samapai tahap mana pengetahuan yang mungkin untuk ditangkap manusia.[8]
Fiqih pada dasarnya berbicara tentang niat (motive), cara (metoda) dan tujuan suatu perbuatan manusia, baik individu maupun kolektif, yang berhubungan dengan hukum. Identitas fiqih tercermin di dalam : keadilannya, kerahmatannya, kemaslahatannya, dan hikamha yang terkandung di dalamnya untuk kegahagiaan dunia dan akhirat dengan tujuan untuk akhir untuk mencapai keridhoan Alloh SWT. Allah lah yang menciptakan hukum untuk kesejahteran hidup manusia, baik hukum-hukum dalam semesta(sunnatullah) maupun hukum diantara manusia dengan manusia  dan manusia dengan alam[9].
Fiqih pada awal perkembangannya didefinisikan dengan : mengetahui, memahami dan mendalami ajaran agama secara keseluruhan, termasuk perintah Allah untuk merenungkan, memikirkan dan meneliti kejadian alam semesta, serta larangan Allah untuk merusak alam ini.
Dalam perkembangan selanjutnya, setelah ilmu dibagi ke dalam bidang-bidang tetentu , fiqh diartikan dalam pengertian yag snagat sempit, yaitu mengetahui hukum syara yang amaliah, yang diambil dari dalil-dalil yang terperinci. Termasuk di dalamnya tentang rukun suatu perbuatan dan syarat syahnya. Hukum taklifi seperti, wajib, sunat, mubah, makruh, dan haram, hukum wadli yang meliputi sebab, syarat dan mani, (halangan-halangan hukum). Karena sangat banyaknya aturan fiqh, keudian dibagi dan disistimatisir dalam bidang-bidang tertentu : seperti bidang ibadah mahdloh, ghoer mahdloh, selanjutnya ibadah ghoer  mahdloh lebih rinci lagi, seperti : hukum pernikahan, hukum perdata, pidana, tatanegara, hubungan internsional, hukum-hukum dagang. Materi fiqh ini bersifat ijtihadiyah yang bersumber kepada Al-Qur’an dan Hadits Nabi. Seseorang yang ingin mengkaji ajaran Islam secara baik, benar, dan mendalam tidak dapat meghindarkan diri dari keharusan mempelaari Al-Qur’an dan hadits Nabi. Dinytakan demikian karena Al-Qur’an dan hadits Nabi merupakan sumber ajaran Islam[10]  
Ilmu Falak sebagai sebuah disiplin ilmu, bisa dilihat dari dua sisi,  sisi pertama ilmu falak sebagai sebuah ilmu pengetahuan, yang secara epistemologi menggunakan metoda ilmiah dalam penyusunan, dengan kata lain metoda ilmiah adalah cara yang dilakukan ilmu dalam menyusun penetahuan yang benar. Di sisi lain ilmu falak sebagai sebuah ilmu rumpun syari’ah, dimana dalam pembahasannya, menyangkut masalah-masalah hukum yang ada kaitannya dengan peribadatan umat muslim, seperti waktu-waktu sholat, waktu pelaksanaan puasa wajib, waktu pelaksanaan haji dan lain-lain, yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunah
Para ulama berbeda pendapat tentang definisi As-Sunah menurut syara karena perbedaan disipilin ilmu mereka dan perbedaan objek pembahasannya[11] diantaranya adalah :
1.      Menurut ulama hadits As-Sunah adalah sesuatu yang yang disandarkan kepada Nabi saw, sahabat, tabi’in, baik berupa ucapan, perbuatan, pengakuan, maupun sifatnya.
2.      Menurut uama ushul, As-Sunah adalah semua yang dikaitkan dengan Nabi saw, selain Al-Qur’an bak berupa ucapan, peruatan ataupun pengakuannya yang berkaitan dengan dalil syar’i, sebab yang menjadi objek pembahasan mereka adalah dalil-dalil syara.
3.      Menurut ulama fiqih As-Sunah adalah suatu  yang telah terbukti dari Nabi saw, bukan termasuk pengertian fardu atau wajib dalam agama, dan bukan pula bersifat taklif atau pembenaran, melainkan berupa anjuran. Sebab yang menjadi objek pembahsan mereka adalah :
a.       Menyelidiki hukum-hukum syara, seperti fardu, wajib, mandub, haram, makruh.
b.      Memberi pengertian kepada setiap individu tentang setiap hukum.
4.      Menurut ulama dakwah, As-Sunah adalah lwan dari al Bid’ah, sebab pembahasan mereka adalah memperhatikan perintah dn larangan syara.  
2.    Cara Mendalami Ilmu Falak menurut As-Sunah
Sejauh yang penulis sudah baca, tidak ada teks hadits (sunah) yang menjelaskan secara detail tentang tujuan dan cara mendalami ilmu falak, tetapi jika seseorang yang ingin mengkaji dan mempelajari ilmu falak secara baik, benar, dan mendalam tidak dapat meghindarkan diri dari keharusan mempelaari Al-Qur’an dan hadits Nabi. Dinyatakan demikian karena Al-Qur’an dan hadits Nabi merupakan sumber ajaran Islam, dan merupakan landasan teologi dari ilmu falak ini
Untuk mempelajari ilmu falak pada pada dasarnya hampir sama dengan ilmu-ilmu pengethuan lain, harus ada standar kompetensi dan  kompetensi dasar yang dikuasai. Kompetensi adalah sekumpulan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai sebagai kinerja yang berpengaruh terhadap peran, perbuatan, prestasi, serta pekerjaan seseorang. Dengan demikian, kompetensi dapat diukur dengan stadar umum serta dapat ditingkatkan melalui pendidikan dan pelatihan[12].
C.  KESIMPULAN
Mempelajari suatu disiplin ilmu tentu ada suatu tujuan, begitu juga ketika kita mempelajari ilmu falak mempunyai suat tujuan ang sangat jelas, selain hukumnya Wajib Kifayah,berdasarkan kaidah Ushul “ Tidak sempurna suatu kewajiban jika tidak ada sesuatu, maka sesuatu tersebut, menjadi wajib hukumnya”,  juga ada maksud lain, yaitu dengan mempelari ilmu falak atau ilmu hisab, kita dapat memastikan ke arah mana kiblat suatu tempat di permukaan bumi. Kita juga dapat memastikan waktu shalat telah tiba atau matahari sudah terbenam untuk berbuka puasa. Dengan ilmu ini pula orang yang melakukan rukyatul hilal dapat mengarahkan pandangannya dengan tepat ke posisi hilal, bahkan kita juga dapat mengetahui akan terjadinya peristiwa gerhana matahari atau gerhana bulan berpuluh bahkan beratus tahun yang akan datang.
Dengan demikian, ilmu falak atau ilmu hisab dapat menumbuhkan keyakinan dalam melakukan ibadah, sehingga ibadahnya lebih khusyu.
Adapun cara memperdalamnya, hampir sama dengan ilmu pengetauan lain yaitu harus mengusai standar kompetensi dan kompetensi dari ilmu falak, sedangkan peran As-Sunah dalam ilmu falak ini sebagai landasan teologi yang melandasi semua bagian-bagian dari bahasan ilmu falak.

D.  PENUTUP
Setelah dikemukakan secara panjang lebar tujan dari mempelajari ilmu falak ini dan bagaimana memperdalamnya menurut petunjuk As-Sunah, setidaknya dari penjabaran tersebut semakin menambah pengetahuan kita terhadap disiplin ilmu falak yang erat sekali kaitannya denga masalah hadits, sebagai landasan teologinya.
Semoga tulisan ini dapat memeberikan warna tersendiri terhadap tujuan mempelajari ilmu falak dan cara memperdalamnya. Penulis sadari tulisan ini jauh dari kesempurnaan, dan Akhirnya hanya kepada Allah penulis memohon hidayah dan petunjuk


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Dr. Arifuddin, M. Ag, Paradigma Baru Memahami Hadits Nabi Refleksi Pemikiran Pembaruan Prof. Dr. Muhammad Syuhudi Ismail, Renaisan, Jakarta; 2005
‘Alawi al Maliky Muhammad al Hasai, Mutiara Pokok Ilmu Hadits, Trigenda Karya, Bandung : 1995,
Djamaludin Dr. Thomas, Menggagas Fiqih Astronomi, Kaki Langit, Bandung : 2005,
Ibrahim KH Salamun, Ilmu Falak, Pustaka Progresif, Bandung : 1995
Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak Teori dan Praktik, Buana Pustaka, Yogyakarta : 2004
Setyanto Hendro, Membaca Langit, Al-Ghuraba, Jakarta: 2008
Soebahar Prof. Dr. H.M Erfan, M.A, Aktualisasi Hadits Nabi di Era  Teknologi  Informasi, RaSAIL Media Group, Semarang; 2010
S. Suriasumantri Prof. Dr. Jujun, Filsafat lmu, Jakarta : 1982

[1] Dr. Arifuddin Ahmad, M. Ag, Paradigma Baru Memahami Hadits Nabi Refleksi Pemikiran Pembaruan Prof. Dr. Muhammad Syuhudi Ismail, Renaisan, Jakarta; 2005 hal 1
[2] Prof. Dr. H.M Erfan Soebahar, M.A, Aktualisasi Hadits Nabi di Era  Teknologi  Informasi, RaSAIL Media Group, Semarang; 2010
[3] Hendro Setyanto, Membaca Langit, Al-Ghuraba, Jakarta: 2008  h 15
[4] Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak Teori dan Praktik, Buana Pustaka, Yogyakarta : 2004  h 3
[5] KH Salamun Ibrahim, Ilmu Falak, Pustaka Progresif, Bandung : 1995 hlm  39
[6] Muhyiddin Khazin, Ilmu Falak Teori dan Praktik, Buana Pustaka, Yogyakarta : 2004  h 4
[7] Prof. Dr. Jujun S. Suriasumantri, Filsafat lmu, Jakarta : 1982 hlm  119
[8] Ibid
[9] Dr. T Djamaludin, Menggagas Fiqih Astronomi, Kaki Langit, Bandung : 2005, hlm  xvii
[10] Prof. DR. M. Syuhudi  Ismail, Cara Praktis Mencari Hadis, Bulan Bintang, Jakarta : 2008 hlm 3
[11] Muhammad ‘Alawi al Maliky al Hasai, Mutiara Pokok Ilmu Hadits, Trigenda Karya, Bandung : 1995, hlm 14
[12] Ella Yulaelawati, M.A., Ph. D., Kurikulum dan Pembelajaran Filosofi Teori dan Aplikasi, Pakar Raya, Bandung : 2004 hlm 13


Belajar Hilal, Hisab, Rukyat

Hilal, Hisab, Rukyat

hilal-hisab-rukyat28Secara sederhana Hilal, Hisab, Rukyat dapat mudah dipahami dengan bantuan software. Disini akan diterangkan caranya. Kalaupun tidak ingin menggunakan softwarenya, dengan gambar-gambar yang ada di halaman ini, mudah-mudahan cukup membantu untuk memahaminya. Sebenarnya tidak rugi kalau Anda mendownload softwarenya. Karena bisa dipakai untuk melakukan simulasi sambil belajar sedikit-sedikit ilmu Astronomi.
Hilal adalah penampakan bulan awal, yang berbentuk sabit. Bulan awal ini menandakan dimulainya tanggal 1 dalam penanggalan hijriyah.(Dalam kalender Hijriyah pergantian hari, dimulai saat matahari tepat terbenam. bukan jam 00:01 seperti pada kalender Masehi).
Hisab adalah suatu metode penentuan Hilal dengan menggunakan sistem perhitungan atau kalkulasi. Perhitungan disini melibatkan rumus-rumus fisika, matematika, data-data astronomi, dsb. Dahulu orang masih menghitung di atas kertas dengan rumus-rumus yang sederhana. Sekarang sudah menggunakan komputer, tentu dengan akurasi yang semakin tinggi. Bahkan bisa memprediksi sampai satuan detik untuk 100 tahun kedepan.
Rukyat adalah suatu metode penentuan Hilal dengan cara mengamati/melihat fisik bulan secara langsung, baik dengan mata telanjang, atau dengan alat (teropong, teleskop).
Dua metode ini, Hisab dan Rukyat, bisa menghasilkan penentuan tanggal Hilal yang berbeda. Mana yang tebaik, Hisab atau Rukyat? Keduanya punya plus-minus. Dan keduanya punya landasan fiqih masing-masing. Saya tidak akan masuk ke wilayah itu. Terserah Anda saja mana yang mau dipilih.
Pasti Anda pernah mendengar kalimat seperti ini: ‘hilal tidak terlihat’, ‘hilal sudah di atas ufuk’, ‘hilal masih di bawah horison’, ‘ketinggian hilal sekian derajat’, ‘umur hilal sekian menit’, ijtimak pukul sekian, dsb. Bingung?
Untuk memahami kalimat-kalimat di atas, bisa diterangkan dengan software Stellariumatau/dan Celestia. Software ini sebenarnya software astronomi biasa. Dengan software ini, kita bisa men-simulasi pergerakan bulan, matahari, planet, bintang, dsb. Kita bahas software Stellarium dulu.

TAHLIL ZIARAH

؅
تتكرما زيارة
1.     سوجى تنا حدث جغ نجس
2.     خشوع خدمة جغ تواضع
3.     نية كرنا الله
4.     غاجؤوهان لراغان ٢ الله
5.     غاهلاكن سكو كاتوهو تروس ألوك سلام
السلام عليكم يا دار قوم مؤمنين انتم لنا سلف ونحن ان شاء الله بكم لاحقون .
اوفمى زيارة كا ولي الله
السلام عليكم يا ولي الله , السلام عليكم يا حبيب الله ,
اتنفي السلام عليكم يا كغجغ شيخ ...
ومن حوله من اموات المسلمين انتم السابقون نحن ان شاء الله بكم لاحقون .
لا اله الا الله وحده لا شريك له له الملك وله الحمد يحيى ويميت وهو حي دائم قائم لايموت ابذا بيده الخير وهو على كل شيئ قدير
استغفر الله العظيم الذى لا اله الا هو الحي القيوم واتوب اليه ٣
الى حضرة النبي المصطفى رسول الله صلى الله عليه وسلم والى آله واصحابه وازواجه وذريته واهل بيته الطاهرين ... بأن الله يعلى درجاتهم فى الجنة وينفعنا بشفاعته وشفاعتهم .... شيئ لله ولهم الفاتحة
ثم الى ارواح جميع الأنبياء والمرسلين والملائكة المقربين , والصحابة والتابعين وتابعيهم بإحسان الى يوم الدين , خصوصا الى ارواح ساداتنا ابى بكر وعمر وعثمان وعليّ رضي الله عنهم شيئ لله ولهم الفاتحة
ثم الى ارواح الأئمة المجتهدين ومقلديهم فى الدين والعلماء العاملين والفقهاء والمحدثين والقراء والمفسرين والسادات الصوفية المحققين .... شيئ لله ولهم الفاتحة
ثم الى ارواح كل ولي الله وولية الله من مشارق الأرض ومغاربها وبرها وبحرها من يمينها الى شمالها .... شيئ لله ولهم الفاتحة
ثم الى ارواح آبائنا وامهاتنا واجدادنا وجداتنا واعمامنا وعماتنا واخوالنا وخالاتنا وإخوتنا واخواتنا ومشائخنا ومن لهم حقوق علينا و جميع المسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات خصوصا الى روح ... بن/بنت ... شيئ لله ولهم الفاتحة
و خصوصا الى روح ... بن/بنت... شيئ لله ولهم الفاتحة

لا اله الا الله هو الله اكبر ولله الحمد
؅
قل هو الله احد ﴿﴾ الله الصمد ﴿﴾ لم يلد ولم يولد ﴿﴾ ولم يكن له كفوا احد ﴿﴾
لا اله الا الله هو الله اكبر ولله الحمد
؅
قل اعوذ برب الفلق ﴿﴾ من شر ما خلق ﴿﴾ ومن شر غاسق اذا وقب ﴿﴾ ومن شر النفثت فى العقد ﴿﴾ ومن شر حاسد اذا حسد ﴿﴾
لا اله الا الله هو الله اكبر ولله الحمد
؅
قل اعوذ برب الناس ﴿﴾ ملك الناس ﴿﴾ اله الناس ﴿﴾ من شر الوسواس الخناس ﴿﴾ الذى يوسوس فى صدور الناس ﴿﴾ من الجنة والناس ﴿﴾
لا اله الا الله هو الله اكبر ولله الحمد
؅
الحمد لله رب العالمين ﴿﴾ الرحمن الرحيم ﴿﴾ مالك يوم الدين ﴿﴾ اياك نعبد واياك نستعين ﴿﴾ ﴿﴾ اهدنا الصراط المستقيم ﴿﴾ صراط الذين انعمت عليهم لا غير المغضوب عليهم ولا الضالين ﴿﴾ رب اغفر لى آمين .
؅
الم ﴿﴾ ذلك الكتاب لا ريب؞فيه؞ هدى  للمتقين﴿﴾ الذين يؤمنون بالغيب ويقيمون الصلاة ومما رزقنهم ينفقون ﴿﴾ والذين يؤمنون بما انزل اليك وما انزل من قبلك ج وبالآخرة هم يوقنون ﴿﴾ اولئك على هدى من ربهم ﴿﴾ واولئك هم المفلحون﴿﴾
والهكم اله واحد لا اله الا هو الرحمن الرحيم ﴿﴾ الله لا اله الا هو جـ الحي القيوم  جـ لاتأخذه سنة ولا نوم قلى لله ما فى السموت وما فى الأرض قلى من ذا الذي يشفع عنده الا بإذنه قلى يعلم ما بين ايدهم وما خلفهم ولا يحيطون بشيئ من علمه الا بما شاء ج وسع كرسيه السموت والأرض ج ولا يؤده حفظهما وهو العلي العظيم ﴿﴾
لا إكراه في الدين قلى قد تبين الرشد من الغي ج فمن يكفر بالطاغوت ويؤمن بالله فقد استمسك بالعروة الوثقى لا انفصام لها قلى والله سميع عليم ﴿﴾
الله ولي الذين آمنوا يخرجهم من الظلمات إلى النور والذين كفروا أولياؤهم الطاغوت يخرجونهم من النور إلى الظلمات قلى أولئك أصحاب النار هم فيها خالدون ﴿﴾
لله ما في السموات وما في الأرض وإن تبدوا ما في أنفسكم أو تخفوه يحاسبكم به الله فيغفر لمن يشاء ويعذب من يشاء والله على كل شيء قدير ﴿﴾
آمن الرسول بما أنزل إليه من ربه والمؤمنون كل آمن بالله وملائكته وكتبه ورسله لا نفرق بين أحد من رسله وقالوا سمعنا وأطعنا غفرانك ربنا وإليك المصير ﴿﴾
لا يكلف الله نفسا إلا وسعها لها ما كسبت وعليها ما اكتسبت ربنا لا تؤاخذنا إن نسينا أو أخطأنا ربنا ولا تحمل علينا إصرا كما حملته على الذين من قبلنا ربنا ولا تحملنا ما لا طاقة لنا به
واعف عنا واغفر لنا وارحمنا
أنت مولانا فانصرنا على القوم الكافرين ﴿﴾
ياارحم الرحمين ارحمنا
رحمة الله وبركاته عليكم أهل البيت إنه حميد مجيد ﴿﴾
إنما يريد الله ليذهب عنكم الرجس أهل البيت ويطهركم تطهيرا ﴿﴾
إن الله وملائكته يصلون على النبي يا أيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما ﴿﴾
اللهم صل صلاة كاملة وسلم سلاما تاما على سيدنا محمد نالذى تنحل به العقد وتنفرج به الكرب وتقضى به الحوائج وتنال به الرغائب وحسن الخواتم ويستسقى الغمام بوجهه الكريم وعلى آله وصحبه فى كل لمحة ونفس بعدد كل معلوم لك
اللهم صل افضل الصلوات على اسعد مخلوقاتك نور الهدى سيدنا ومولانا محمد وعلى آل سيدنا محمد عدد معلوماتك ومداد كلماتك كلما ذكرك الذاكرون وغفل عن ذكرك الغافلون
اللهم صل افضل الصلوات على اسعد مخلوقاتك شمس الضحى سيدنا ومولانا محمد وعلى آل سيدنا محمد عدد معلوماتك ومداد كلماتك كلما ذكرك الذاكرون وغفل عن ذكرك الغافلون
اللهم صل افضل الصلوات على اسعد مخلوقاتك بدر الدجى سيدنا ومولانا محمد وعلى آل سيدنا محمد عدد معلوماتك ومداد كلماتك كلما ذكرك الذاكرون وغفل عن ذكرك الغافلون
اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد كما صليت على سيدنا إبراهيم وعلى سيدنا إبراهيم وبارك على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد كما باركت على سيدنا إبراهيم وعلى سيدنا إبراهيم فى العالمين انك حميد مجيد عدد خلقك ورضا نفسك وزنة عرشك ومداد كلماتك كلما ذكرك الذاكرون وغفل عن ذكرك الغافلون وسلم ورضي الله تبارك وتعالى عن اصحاب رسول الله اجمعين
حسبنا الله ونعم الوكيل نعم المولى ونعم النصير ولا حول ولا قوة الا بالله العلي العظيم .
استغفر الله العظيم
استغفر الله العظيم الذى لا الا الا هو الحي القيوم واتوب اليه ,
افضل ذكرك فاعلم انه لا اله الا الله حي موجود , لا اله الا الله حي معبود , لا اله الا الله حي مقصود , لا اله الا الله حي مطلوب , لا اله الا الله حي باق
لا اله الا الله (ساكواسانا)
(لا --- دي بجا اوفات بلاس حركة --- اله الا  (الله) --- دي بجا تيلو حركة)
لا اله الا الله محمد رسول الله صلى الله عليه وسلم
كلمة حق عليها نحيا وعليها نموت وبها نبعث ان شاء الله تعالى من الآمنين برحمة الله وكرمه
جزى الله عنا سيدنا ونبينا ومولانا محمدا صلى الله عليه وسلم بما هو اهله
اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا وحبيبنا وشفيعنا ومولانا محمد ورضي الله تبارك وتعالى عن كل صحابة رسول الله اجمعين . آمين .

Rabu, 08 Juni 2016

FADLILAH HARIAN BULAN RAMADLON

عن علي ابن طالب رضي الله عنه قال سئل النبي عليه الصلاة والسلام عن فضائل التراويح فى شهر رمضان فقال :
1.               
فى اول ليلة
كيوم ولدته امه
2.               
و فى الليلة الثانية
يغفر له ولأبويه إن كانا مؤمنين
3.               
و فى الليلة الثالثة
ينادى ملك من تحت العرش استأنف العمل غفر الله ما تقدم من ذنبك
4.               
و فى الليلة الرابعة
له من الأجر مثل قراءة التوراة والإنجيل والزبور والفرقان
5.               
و فى الليلة الخامسة
اعطاه الله تعالى مثل من صلى فى المسجد الحرام ومسجد المدينة والمسجد الأقصى
6.               
و فى الليلة السادسة
اعطاه الله تعالى ثواب من طاف بالبيت المعمور ويستغفر له كل حجر ومدر
7.               
و فى الليلة السابعة
فكأنما ادرك موسى عليه السلام ونصره على فرعون وهامان
8.               
و فى الليلة الثامنة
اعطاه الله تعالى ما اعطى إبراهيم عليه السلام
9.               
و فى الليلة التاسعة
فكأنما عبد الله تعالى عبادة النبي عليه الصلاة والسلام
10.          
و فى الليلة العاشرة
يرزقه الله تعالى خيري الدنيا والآخرة
11.          
و فى الليلة الحادية عشرة
يخرج من الدنيا كيوم ولد من بطن امه
12.          
و فى الليلة الثانية عشرة
جاء يوم القيامة ووجهه كالقمر ليلة البدر
13.          
و فى الليلة الثالثة عشرة
جاء يوم القيامة آمنا من كل سوء
14.          
و فى الليلة الرابعة عشرة
جاءت الملائكة يشهدون له أنه قد صلى التراويح فلا تحاسبه الله يوم القيامة
15.          
و فى الليلة الخامسة عشرة
تصلى عليه الملائكة وحملة العرش والكرسى
16.          
و فى الليلة السادسة عشرة
كتب الله له براءة النجاة من النار وبراءة الدخول فى الجنة
17.          
و فى الليلة السابعة عشرة
يعطى مثل ثواب الأنبياء
18.          
و فى الليلة الثامنة عشرة
نادى ملك يا عبد الله إن الله رضي عنك وعن والديك
19.          
و فى الليلة التاسعة عشرة
يرفع الله درجاته فى الفردوس
20.          
و فى الليلة العشرين
يعطى ثواب الشهداء والصالحين
21.          
و فى الليلة الحادية والعشرين
بنى الله له بيتا فى الجنة من النور
22.          
و فى الليلة الثانية والعشرين
جاء يوم القيامة آمنا من كل غم وهم
23.          
و فى الليلة الثالثة والعشرين
بنى الله له مدينة فى الجنة
24.          
و فى الليلة الرابعة والعشرين
كان له أربع وعشرون دعوة مستجابة
25.          
و فى الليلة الخامسة والعشرين
يرفع الله تعالى عنه عذاب القبر
26.          
و فى الليلة السادسة والعشرين
يرفع الله تعالى له ثوابه أربعين عاما
27.          
و فى الليلة السابعة والعشرين
جاز يوم القيامة على الصراط كالبرق الخاطف
28.          
و فى الليلة الثامنة والعشرين
يرفع الله تعالى له ألف درجة فى الجنة
29.          
و فى الليلة التاسعة والعشرين
أعطاه الله ثواب ألف حجة مقبولة
30.          
و فى الليلة الثلاثين
يقول الله يا عبدى كل من ثمار الجنة واغتسل من ماء السلسبيل واشرب من الكوثر أنا ربك وأنت عبدى
 درة الناصحين , صفحة  -١٨-